Dokter Kedokteran Nuklir

Dokter Kedokteran Nuklir

Apa itu Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir?

Kedokteran Nuklir adalah cabang kedokteran yang menggunakan isotop radioaktif dan teknologi pencitraan untuk diagnosis dan pengobatan berbagai kondisi medis. Dokter spesialis kedokteran nuklir mengkhususkan diri dalam penggunaan radiofarmaka untuk memperoleh gambaran detail mengenai fungsi organ dan jaringan tubuh. Ini sering digunakan dalam diagnosis kanker, gangguan jantung, gangguan tiroid, dan masalah lainnya. Selain itu, kedokteran nuklir juga terlibat dalam terapi pengobatan, seperti terapi radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker atau mengobati kondisi medis lainnya.


Kondisi yang Dapat Ditangani oleh Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir

Dokter spesialis kedokteran nuklir menangani berbagai kondisi medis melalui penggunaan teknologi pencitraan nuklir dan pengobatan radiasi. Berikut beberapa kondisi yang dapat ditangani oleh dokter spesialis kedokteran nuklir:

  • Diagnosis Kanker: Menggunakan pencitraan PET (Positron Emission Tomography) untuk mendeteksi lokasi kanker dan mengukur respons terhadap pengobatan.

  • Gangguan Tiroid: Menggunakan terapi radioaktif untuk mengobati hipertiroidisme atau kanker tiroid.

  • Penyakit Jantung: Menggunakan teknologi SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) untuk memeriksa aliran darah jantung dan mendeteksi penyakit jantung koroner.

  • Penyakit Paru-paru: Menilai fungsi paru-paru dengan menggunakan tes ventilasi-perfusi untuk mendeteksi emboli paru atau gangguan pernapasan lainnya.

  • Penyakit Saraf dan Otak: Menggunakan pencitraan nuklir untuk memeriksa gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson, Alzheimer, atau cedera otak.

  • Perawatan dan Terapi Radiasi: Memberikan terapi radiasi untuk pengobatan kanker dan beberapa gangguan non-kanker, menggunakan isotop radioaktif untuk menghancurkan sel-sel berbahaya.

Dokter spesialis kedokteran nuklir juga berperan dalam memantau efek samping terapi radiasi dan merencanakan pengobatan jangka panjang bagi pasien dengan kondisi kronis.


Estimasi Biaya Perawatan di Rumah Sakit?

Membuat termujanji dengan senang melalui Opsi Medis

Konsultasi dokter spesialis kedokteran nuklir RM 150 – 350
Skrining kanker menggunakan PET scan RM 1,500 – 3,000
Terapi radiasi untuk tiroid RM 2,000 – 5,000
Pemeriksaan SPECT untuk penyakit jantung RM 1,000 – 2,500

Pertanyaan Umum yang Sering Diajukan tentang Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir

Apa itu kedokteran nuklir dan bagaimana cara kerjanya?

Kedokteran nuklir menggunakan isotop radioaktif dan teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit. Ini melibatkan penggunaan radiofarmaka untuk melihat fungsi organ dalam tubuh dan memberikan terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau mengobati gangguan lainnya.

Apa saja prosedur yang dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran nuklir?

Dokter spesialis kedokteran nuklir melakukan berbagai prosedur, seperti PET scan, SPECT, dan terapi radiasi untuk mendiagnosis kanker, penyakit jantung, gangguan tiroid, serta memberikan perawatan radiasi untuk kanker dan kondisi medis lainnya.

Apakah terapi radiasi itu aman?

Terapi radiasi dilakukan dengan dosis yang terkontrol dan dipantau dengan ketat untuk memastikan keselamatan pasien. Meskipun radiasi memiliki risiko, pengobatan ini terbukti efektif dalam mengobati kanker dan beberapa gangguan lainnya. Dokter akan memastikan manfaat pengobatan melebihi risiko yang ada.

Apakah saya perlu menyiapkan sesuatu sebelum melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir?

Sebelum pemeriksaan, dokter mungkin akan memberikan petunjuk khusus, seperti puasa beberapa jam atau menghindari obat tertentu. Pastikan untuk mengonfirmasi semua instruksi dengan dokter atau rumah sakit sebelum pemeriksaan dilakukan.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjalani pemeriksaan kedokteran nuklir?

Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kedokteran nuklir bervariasi tergantung pada jenis tes yang dilakukan. Pemeriksaan PET scan atau SPECT biasanya memakan waktu sekitar 30-60 menit, sementara terapi radiasi bisa memakan waktu lebih lama, tergantung pada jumlah dan lokasi pengobatan.