Dokter Uroginekologi adalah seorang spesialis yang menangani gangguan kesehatan terkait dengan sistem reproduksi wanita dan sistem urinari (saluran kemih). Uroginekologi merupakan subspesialisasi dari bidang urologi dan ginekologi yang fokus pada diagnosis dan perawatan masalah seperti inkontinensia urin, prolaps organ panggul, dan gangguan lainnya yang mempengaruhi kandung kemih, uretra, dan organ reproduksi wanita.
Dokter ini juga menangani kondisi yang memerlukan pendekatan multidisiplin dalam menangani gangguan yang melibatkan saluran kemih dan organ panggul pada wanita, seperti masalah setelah melahirkan atau kondisi usia lanjut yang dapat mempengaruhi fungsi urinari dan panggul.
Dokter Uroginekologi menangani berbagai kondisi medis yang mempengaruhi sistem urinari dan organ reproduksi wanita, termasuk:
Perawatan oleh dokter uroginekologi dapat melibatkan pendekatan konservatif seperti latihan otot dasar panggul, terapi fisik, serta prosedur medis dan bedah untuk memperbaiki atau mengelola kondisi tersebut.
Konsultasi dengan Dokter Uroginekologi | RM 250 – 500 |
Tes Urodinamik (Evaluasi Fungsi Kandung Kemih) | RM 1,000 – 2,500 |
Prosedur Operasi Prolaps Panggul | RM 8,000 – 20,000 |
Perawatan Pasca Operasi (Rawat Inap) | RM 3,000 – 7,000 per minggu |
Terapi Inkontinensia Urin (Latihan & Fisioterapi) | RM 100 – 500 per sesi |
Uroginekologi adalah cabang medis yang memfokuskan diri pada diagnosis dan perawatan gangguan yang mempengaruhi saluran kemih dan organ reproduksi wanita. Ini termasuk masalah seperti inkontinensia urin, prolaps organ panggul, dan nyeri panggul kronis.
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter uroginekologi jika mengalami masalah seperti inkontinensia urin, prolaps organ panggul, infeksi saluran kemih berulang, atau nyeri panggul yang kronis. Jika masalah tersebut mengganggu kualitas hidup Anda, dokter spesialis ini dapat memberikan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Inkontinensia urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pelemahan otot dasar panggul, kerusakan saraf, infeksi saluran kemih, atau kondisi medis lain yang mempengaruhi fungsi kandung kemih. Faktor-faktor lain seperti kehamilan, melahirkan, atau menopause juga dapat meningkatkan risiko inkontinensia urin.
Beberapa kasus prolaps organ panggul dapat dikelola tanpa operasi dengan pendekatan konservatif, seperti latihan otot dasar panggul atau terapi fisik. Namun, pada kasus yang lebih parah, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki posisi organ panggul yang turun.
Terapi inkontinensia urin dapat melibatkan latihan untuk memperkuat otot dasar panggul (seperti latihan Kegel), fisioterapi, penggunaan alat medis seperti pessary untuk menopang organ panggul, dan dalam beberapa kasus, pengobatan atau prosedur bedah untuk memperbaiki fungsi kandung kemih.
Ya, untuk prolaps organ panggul yang ringan hingga sedang, terapi non-bedah dapat mencakup latihan panggul, terapi fisik, dan penggunaan pessary (alat penopang panggul) untuk membantu mengangkat organ yang turun. Operasi mungkin diperlukan jika prolaps lebih parah atau tidak membaik dengan terapi non-bedah.